Artis Caleg Siapkan Rp300 Juta

Diposting oleh Partai Barisan Nasional | 10.55 | 0 komentar »

JAKARTA (Pos Kota) – Popularitas saja ternyata tidak cukup untuk berebut tiket ke Senayan. Pengakuan sejumlah artis, mereka telah menyiapkan dana ratusan juta untuk menjadi caleg. Bahkan, menurut sejumlah pengamat politik dana yang dibutuhkan buat caleg mencapai Rp1 miliar untuk membiayai kampanye.

Artis Raslina Rasidin mengaku sudah “berdarah-darah” selama berjuang di Partai Amanat Nasional (PAN). Banyak dana yang sudah dikeluarkan Wakil Sekretaris Jenderal DPP PAN ini selama menjadi pengurus partai. Bintang sinetron Air Mata Ibu ini selama menjadi pengurus partai mengaku telah menghabiskan anggaran sedikitnya Rp500 juta.

Aktor Anwar Fuady mengaku menyiapkan dana kampanye sebesar Rp300 juta. Menurut Ketua Bidang Seni, Budaya dan Parwisata Partai Hanura ini angka itu terbilang logis karena harus menyiapkan alat peraga partai, biaya konsolidasi dan biaya lainnya selama kampanye. Anwar sendiri caleg daerah pemilihan (dapil) 1 Sumatera Selatan.

Gusti Randa menyiapkan sedikitnya Rp300 juta untuk dana kampanye pemilu. Pemeran Samsul Bahri dalam sinetron Siti Nurbaya menjadi caleg dapil 1 Sumatera Barat dari Partai Hanura.

Sedangkan Rieke Diah Pitaloka mengaku tidak menyiapkan anggaran khusus untuk dana kampanye. Dengan percaya diri pemeran Oneng dalam sinetron Bajaj Bajuri ini menyatakan telah melakukan pra kampanye di daerah Pemilihannya. Program tersebut yakni membantu para petani. Rieke caleg dari PDI-P untuk dapil 2 Jawa Barat.

Nurul Arifin jadi caleg dapil 7 dari Partai Golkar menyiapkan dana Rp350 juta. Dana itu kemungkinan besar akan membengkak mengingat kebutuhan masyarakat yang kian meningkat.

Poppy Maretha menjadi caleg PAN untuk wilayah Lampung 1, dengan nomor urut 2 mengatakan tidak mengeluarkan dana khusus selama kampanye Pemilu 2009. Beruntung Poppy jadi caleg diajak oleh Sekretaris Jenderal DPP PAN Dzulkifli Hassan.

Ade Nurul, bintang sinetron yang juga dikenal sebagai penyanyi dangdut, mengaku siap bersaing dengan artis senior lain untuk daerah pemilihan Jabar 7 dari Partai Hanura. Untuk itu Ade telah menyiapkan dana Rp300 juta dalam kampanye mendatang.

“Jangan pertaruhkan masa depan dan nasib bangsa kita kepada orang-orang yang hanya menjual popularitas, apalagi popularitas di teve, “ pesan M. Jusuf Rizal, caleg PAN dapil 5 Batu - Malang, Jawa Timur.

Rizal menyatakan tak gentar bersaing dengan selebritis. “Riwayat politik saya panjang. Komitmen saya kepada kesejahteraan masyarakat sudah teruji, sehingga rakyat sudah mengenal saya, “ kata Presiden LIRA (Lumbung Informasi Rakyat Indonesia) LSM yang gigih membongkar tindak korupsi di berbagai daerah ini.

Maraknya pencalonan legislatif oleh sejumlah artis mengundang protes warga terutama berbagai kalangan pengojek. Pasalnya, keberadaan mereka justru memperkeruh masalah karena dinilai tidak sesuai dengan bidang yang dihadapinya.

“Kalau memang bidangnya artis, kenapa harus memaksa diri terjun ke dunia politik. Pokoknya saya gak setuju kalau mereka duduk di legislatif, habis-habisin anggaran negara saja,” ujar Wahyudi, pengojek di bilangan Terminal Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (20/8).

BIAYA SENDIRI
Sementara itu, Direktur Lingkar Lima Madani Untuk Indonesia Ray Rangkuty, mengakui tidak sedikit dana yang harus dikeluarkan caleg untuk mendanai kampanyenya di daerah pemilihan. Caleg untuk DPR bisa mencapai Rp1 miliar dan DPRD di bawah Rp1 miliar.

Ray menjelaskan sekarang ini parpol kekurangan kader untuk dicalonkan menjadi caleg apalagi parpol harus memenuhi syarat 120 persen caleg di daerah pemilihan. Bagi parpol yang menerapkan sistem suara terbanyak tentu saja akan menampung setiap orang yang mau menjadi caleg sejauh bisa membiayai kampanyenya sendiri.

Sedangkan pengamat komunikasi politik Uinversitas Indonesia (UI) Effendy Gazali mengatakan parpol sekarang ini lebih mengedepankan popularitas seseorang untuk dicalonkan menjadi caleg. Sebab itu, parpol tidak memungut dana dari caleg tersebut kecuali dana untuk kampanye sendiri di daerah pemilihannya.

“Parpol banyak belajar dari kekalahan di pilkada (pemilihan kepala daerah) yang memungut dana dari calon gubernur/calon wakil gubernur tapi pada akhir calonnya itu kalah karena tidak populer di masyarakat,” kata Effendy yang dihubungi, semalam.

Namun, ia tidak menepis kemungkinan masih ada parpol yang masih memungut dana dari calegnya dengan menawarkan nomor urut jadi. “Saya tidak tahu berapa harga yang ditawarkan parpol itu kepada caleg,” jelasnya.

Mantan anggota DPR Fraksi PPP Ny Aisyah Amini menyatakan sekarang tidak ada lagi parpol meminta dana kepada caleg. Caleg mengeluarkan uang hanya untuk biaya kampanye sendiri.

Fungsionaris Partai Bintang Reformasi (PBR) Ade Daud Nasution sekarang ini banyak parpol yang menerapkan suara terbanyak karena jarang ada parpol yang meminta dana kepada caleg. PBR menerapkan suara terbanyak karena itu tidak meminta dana kepada caleg.


0 komentar